Rabu, 24 Juni 2015

Grebeg Suro, Tradisi Kultural Rakyat Ponorogo

sumber: nusapedia
Bagi masyarakat di daerah Ponorogo, Jawa Timur, perayaan Grebeg Suro tentu bukan menjadi hal yang tabu lagi. Setiap tahunnya, Grebeg Suro selalu dikaitkan masyarakat Ponorogo untuk menyambut perayaan Tahun Baru Islam atau yang kerap disebut dengan nama 1 Muharram.

Grebeg Suro merupakan sebuah tradisi kultural masyarakat Ponorogo yang identik dengan perpaduan antara seni dan budaya yang dituangkan kedalam bentuk festival atau perayaan. Perayaan Grebeg Suro senantiasa dirayakan masyarakat Ponorogo setiap tanggal 1 Muharram atau tanggal 1 Suro pada kalender Jawa.

Adapun seni dan tradisi yang dihadirkan dalam perayaan Grebeg Suro meliputi Festival Reog Nasional, Larungan Doa di Telaga Ngebel, Pawai Lintas Sejarah, dan Kirab Pusaka. Sejarah perayaan Grebeg Suro di daerah Ponorogo bermula dari kebiasaan masyarakat Ponorogo pada malam 1 Suro yang mengadakan ritual (tirakat) semalam dengan mengelilingi kota Ponorogo hingga berhenti di alun-alun Ponorogo.

Perlu diketahui, rangkaian tata cara perayaan Grebeg Suro terbagi menjadi beberapa bagian. Dimulai dari prosesi penyerahan pusaka ke makam bupati pertama Ponorogo. Lalu, dilanjutkan dengan pawai ratusan orang yang menunggang bendi dan kuda untuk menuju pusat kota. Selanjutnya, terdapat Festival Reog Nasional yang berlangsung di alun-alun Kota Ponorogo.

Tujuan perayaan Grebeg Suro ini antara lain untuk mengenang masa kejayaan dari Kerajaan Bantarangin. Hingga saat ini, perayaan Grebeg Suro masih dilestarikan oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo. Pasalnya, perayaan ini dinilai mengandung nilai-nilai kearifan lokal seperti nilai simbolik, nilai tanggung jawab, nilai keindahan, nilai moral, nilai hiburan, nilai budaya, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai apresiasi, dan nilai religius.


 Festival Reog Nasional


Larungan di Telaga ngebel

Kirab Pusaka
Sumber : nusapedia  , youtube

Tidak ada komentar:

Posting Komentar