Rabu, 24 Juni 2015

Pendidikan Indonesia Lebih Baik

sumber: http://novigusman.blogspot.com/
Indonesia, salah satu negara di Benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Negara dengan penduduk yang fantastis padat merayap. Indonesia terdiri dari 13.446 pulau dan menduduki negara dengan penduduk terbesar keempat dunia dan menjadi negara Muslim terbesar dunia walaupun bukan negara dengan genre islam.

Negara yang beribukota di Jakarta ini memiliki penduduk yang sebagian besar belum mengenyam bangku pendidikan. Kalaupun sudah, pendidikan yang ditempuh mungkin hanya sampai sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP).
Banyak alasan dan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia terkait sempitnya ilmu pendidikan yang diperoleh. Seperti ekonomi, jarak sekolah, dan sempitnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan.
Pemerintah Indonesia sendiri seharusnya lebih menyoroti polemik penduduk Indonesia. Mulai dari mutu pendidikan yang belum maksimal. Dapat dilihat dari keterbatasan akses pendidikan dan kurangnya pemerataan guru sehingga dalam pelosok desa masih kekurangan guru yang layak. Hal yang harus dilakukan pemerintah adalah lebih menjalin kebekerjasamaan dengan pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten, atau kota dalam pendistribusian guru kedaerah pelosok.
Masalah ekonomi adalah alasan yang paling banyak menjadikan anak Indonesia putus sekolah. Anak Indonesia yang kekurangan biaya lebih memilih bekerja daripada mengenyam sekolah. Pemerintah Indonesia diharuskan mempermudah dengan memberikan beasiswa dan tidak mempersulit dalam memperolehnya.
Lain hal dengan anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan, anak yang dapat mengenyampun masih memiliki berbagai masalah. Contoh yang paling mencolok adalah maraknya contek-mencontek dalam ujian. Siswa melakukan berbagai cara agar nilai yang didapat adalah nilai yang terbaik. Mulai dari menulis contekan, bertanya, dan lain-lain.
Sebenarnya, pemerintah Indonesia sudah memiliki tombak yang bagus untuk mengatasi masalah ini yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum ini berfokus pada penguasaan pengetahuan yang kontekstual sesuai daerah dan lingkungan masing-masing. Kurikulum ini menitikberatkan penilaian siswa pada tiga hal: sikap , keterampilan, dan pengetahuan keilmuan. Kurikulum ini juga terlihat lebih simple dari Kurikulum sebelumnya (KTSP). Kurikulum 2013 ini sangat dapat membentuk generasi jujur Indonesia karena dalam ujiannya bukan berupa tulis tapi berupa Online. Selain dapat melatih kejujuran, dengan ujian online dapat mengurangi jumlah pengeluaran kertas dan biaya pendistribusian ke daerah-daerah di Indonesia. Dalam kurikulum ini, siswa juga mengasah ketrampilan dan kekreativitasnya. Calon lulusan kurikulum 2013 diharapkan lebih unggul dalam hal kemampuan dan sikap. Namun, pemerintah Indonesia belum meratakan berlakunya kurikulum ini. Banyak sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 dan masih menggunakan kurikulum lama. Hal ini membuat kesan bahwa pemerintah masih belum optimal dalam pembaharuan pendidikan.
Pemerintah diharapkan lebih tegas lagi dalam pemerataan kurikulum 2013 yang telah menghabiskan banyak uang dalam pelatihan guru dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar